Desain sintesis aspirin dan mekanismenya
Aspirin = asam asetilsalisilat (ASA) = adalah obat yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit, demam, atau peradangan.
Kondisi peradangan spesifik yang digunakan aspirin untuk mengobati termasuk penyakit Kawasaki, pericarditis, dan demam reumatik. Aspirin yang diberikan segera setelah serangan jantung mengurangi risiko kematian. Aspirin juga digunakan jangka panjang untuk membantu mencegah serangan jantung lebih lanjut, stroke iskemik, dan pembekuan darah pada orang yang berisiko tinggi. Ini juga dapat mengurangi risiko jenis kanker tertentu, terutama kanker kolorektal. Untuk rasa sakit atau demam, efek biasanya dimulai dalam 30 menit.Aspirin adalah obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dan bekerja serupa dengan NSAID lain tetapi juga menekan fungsi normal trombosit.
Sintesis aspirin diklasifikasikan sebagai reaksi esterifikasi. Asam salisilat diolah dengan asetat anhidrida, turunan asam, menyebabkan reaksi kimia yang mengubah gugus hidroksil asam salisilat menjadi kelompok ester (R-OH → R-OCOCH3). Proses ini menghasilkan aspirin dan asam asetat, yang dianggap sebagai produk sampingan dari reaksi ini. Sejumlah kecil asam sulfat (dan terkadang asam fosfat) hampir selalu digunakan sebagai katalis. Metode ini biasanya digunakan di laboratorium pengajaran sarjana.
Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetat menggunakan katalis 85% H3PO4 sebagai zat penghidrasi. Asam salisilat adalah asam bifungsional yang mengandung dua gugus –OH dan –COOH. Karenanya asam salisilat ini dapat mengalami dua jenis reaksi yang berbeda yaitu reaksi asam dan basa. Reaksi dengan anhidrida asam asetat akan menghasilkan aspirin. Kemurnian aspirin bisa diuiji dengan menggunakan besi(III) klorida. Besi(III) klorida bereaksi dengan gugus fenol membentuk kompleks ungu. Asam salisilat (murni) akan berubah menjadi ungu jika FeCl3 ditambahkan, karena asam salisilat mempunyai gugus fenol. Selain itu, kemurnian aspirin juga dapat ditentukan dengan uji titik leleh, dimana seharusnya titik leleh aspirin murni adalah 136 oC
Fungsi dari 85% H3PO4 yang ditambahkan adalah sebagai katalis dalam reaksi sintesis asam asetilsalisilat dan pemberi suasana asam karena reaksi berlangsung pada suasana asam. Penggunaan asam fosfat dapat diganti dengan asam sulfat. Reagen lain yang digunakan dalam sintesis aspirin pada percobaan ini adalah anhidrida asam asetat. Anhidrida asam asetat yang digunakan karena hasil esterifikasi fenol ini akan mendapatkan hasil yang lebih baik apabila digunakan derivat asam karboksilat yang lebih reaktif. Anhidrida asam asetat merupakan derivat yang lebih reaktif yang dapat menghasilkan ester asetat. Reaksi ini juga dilakukan pada air yang dipanaskan agar mempercepat tercapainya energi aktivasi. Sedangkan pendinginan dimaksudkan untuk membentuk kristal, karena ketika suhu dingin, molekul-molekul aspirin dalam larutan akan bergerak melambat dan pada akhirnya terkumpul membentuk endapan melalui proses nukleasi (induced nucleation) dan pertumbuhan partikel. Mekanisme reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
- Anhidrida asetat menyerang H+
- Anhidrida asam asetat mengalami resonansi
- Anhidrida asam asetat menyerang gugus fenol dari asam salisilat
- H+terlepas dari –OH dan berikatan dengan atom O pada anhidrida asam asetat
- Anhidrida asam asetat terputus menjadi asam asetat dan asam asetilsalisilat
Asam asetil salisilat (aspirin) memiki rumus molekul C9H8O4, dengan berat molekul 180,16. Aspirin berbentuk hablur putih, umumnya seperti jarum atau lempengan tersusun, atau serbuk hablur putih, tidak barbau atau barbau lemah. Stabil diudara kering, didalam udara lembab secara bertahap terhidrolisa menjadi asam salisilat dan asam asetat. Aspirin sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, larut dalam kloroform, dan dalam eter, agak sukar larut dalam eter mutlak
Permasalahan...
1.PERMASALAHAN NABILAH : Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetat menggunakan katalis 85% H3PO4 sebagai zat penghidrasi. Bagaimana jika asam salisilat direaksikan dengan anhidrida asam dengan katalis asam lainnya atau basa?
2.PERMASALAHN DESTI (010)
pada proses pembuatan aspirin dengan reaksi esterifikasi ini ditambahkan katalis seperti H2SO4/ H3PO4 untuk mempercepat laju reaksi
Lantas mengapa dilakukan pemanasan lgi untuk mempercepat reaksi padahal kita sudah menggunakan katalis dalam reaksi ini?
3.Mashita (083)
Apa yang terjadi jika aspirin atau asam asetil salisilat di reaksikan dengan asam asetat anhidrat?
4.Permasalahan sandi.(041)
Aspirin (asam asetil salisilat) merupakan salah satu turunan dari fenol morohidris ialahh fenol dengan satu gugus hidroksil yang berikatan pada inti aromatis dimn Fenol tidak dapat direakksi dalam air.lalu mengapa pada pembuatan aspirin membutuhkan air sedangkan pada berbagai uji coba itu lebih ke pelarut lainnya seperti etanol?
Jawaban :
5.permasalahan Ermawati
Asam salisilat merupakan asam yang mengandung dua gugus –OH dan –COOH. Anhidrida asam asetat menyerang gugus fenol dari asam salisilat. Bagaimana jika yang diserang adalah gugus COOH pada asam salisilat tersebut?
6.Permasalahan Denora
permasalahan : Kenapa sintesis Aspirin dalam mereaksikan asam salisilat dengan asam asetat dibutuhkan adanya katalis asam?
Semua jawaban telah kami diskusikn di link youtube dibawah..
https://youtu.be/7qDRinnQMfg
Komentar
Posting Komentar